Selami mutiara hati putih, Eluskan iman tersisa, Dengarkanlah seijazah syair, Menusuk dalam hijab berahsia ...
Wednesday 29 February 2012
Annisa..
setiap lembutmu kujaga dalam pelukan
Setiap resahmu lubalut dengan cinta
setiap derai tawamu kulukis pada dindng hati
setiap desahmu kusambut dengan kasih
setiap pesonamu kujadikan tahta
engkau mulia bersama rahim yg kau miliki
engkau santun bersama kasih tak berbatas
engkau penuh cinta bersama seriu belaian
aku tahu pasti
sebab aku telahir dari rahim yg begitu wangi
dan setiapmu memilikinya...
Petualangan Jiwa Terjajah
Elang bukit terbang menyisi..
Hatinya miris,
rasa malu tiada lagi arti
bagai pasir maksiat membuncah syahwat.
melayang terus dia menyisir ombak...
Oh...gumamnya.
Mengapa etika dan akhlak tak bertegur sapa.
kepakannya terbawa angin bising keperkotaan
kalbunya kelu luka
empati sudah tiada peduli.
dengan sgala galaunya
terbang jauh dia kedusun hijau
disanapun harapannya lumpuh
sebab surau tua sudah tak lagi lantunkan azan
sementara sang bilal lupa hitungan tasbih
dengan sgala sumpah serapah
terbang jauh dia kelangit
sejuk dan damai sudah pula tak lagi indah
lama dia diam tiada kicau
oh...
Ternyata masih tersisa sedikit hutan perawan..
Tempat untukku bertafakur
lalu menukik dia dengan pekikan ngilu...
Melengking penuh sayatan..
Tuhan...
Jangan hukum aku atas segala kemudaratan ini
lirihnya diujung ratap
dan dia hilang dalam memendam sgala kebencian
"aku tau persis dia dendam
dengan zaman yg sudah tak bertuhan ini
Hatinya miris,
rasa malu tiada lagi arti
bagai pasir maksiat membuncah syahwat.
melayang terus dia menyisir ombak...
Oh...gumamnya.
Mengapa etika dan akhlak tak bertegur sapa.
kepakannya terbawa angin bising keperkotaan
kalbunya kelu luka
empati sudah tiada peduli.
dengan sgala galaunya
terbang jauh dia kedusun hijau
disanapun harapannya lumpuh
sebab surau tua sudah tak lagi lantunkan azan
sementara sang bilal lupa hitungan tasbih
dengan sgala sumpah serapah
terbang jauh dia kelangit
sejuk dan damai sudah pula tak lagi indah
lama dia diam tiada kicau
oh...
Ternyata masih tersisa sedikit hutan perawan..
Tempat untukku bertafakur
lalu menukik dia dengan pekikan ngilu...
Melengking penuh sayatan..
Tuhan...
Jangan hukum aku atas segala kemudaratan ini
lirihnya diujung ratap
dan dia hilang dalam memendam sgala kebencian
"aku tau persis dia dendam
dengan zaman yg sudah tak bertuhan ini
Senjaku Indahlah.
Dihatiku yang ada hanya senja
Pagiku telah padam tak berarang
Siangku telah pula menghitam tergerus kenistaan
Aku bagai ranting patah
Yang keujungnya kian lapuk
Hanya cinta yang membuatku tegar
Dan rasa rindu yang menjadikan nafas tetap terhela
Senjaku indahlah..
Biarkan aku sejenak lumpuh dalam renung
Karena kutahu
Kegelapan kian dekat
Senjaku indahlah….
Karena diwaktu gulita gelap
Kuberharap rasa sesalku jadi lentera
Dan rasa Maluku menjadi secercah sinar
Tuhan…..
Kau tahu pasti setiap detik
Ketika masaku merangkak lemah.
09 1210
Muhammad
Izinkan aku menangis disisimu
Biarkan aku sesegukan di pelukmu
Dan segenap cintaku telah kau rampas
Sept 09
Penjarakan Aku Duhai Kekasih
Agar ku lebih banyak waktu bersamaMU
bersamaMU kian membuatku semakin hilang…
nikmat….
oh indah mendayu…
biarkan rayuanku memainkan zikir…
biarkan lafadzku enggan lelah…
dan biarkanlah duhai pemilik segala kekuasaan
aku semakin lumpuh …
lumpuh bersamaMU adalah impian
tamparanMU kian ku merindu…
Putihkan pualam hatiku
Agar menyapaMU aku tak malu…
Cinta….
Dengan luka lirih…..
ku menyanjungMU tiada batas…
Penjarakan aku duhai kekasih…………
01 Des 2010
Aksara Hati
embunkan kasih di bibir rasa
biar mekar dalam keredupan kasih,
unggun asmara biar terbakar
dihujani api dari langit rindu!
bumi terbelah dipetir resah
guruh meraung dalam kepiluan;
di lukisan aksara tertinta rasa
falsafahkan kata doktrin dambaku!
di kaki subuh, diseru pulang
cahaya bersulamkan mentari bindu
hangat jemari erat menggenggam
ikrar terpatri saat dibakar suria pagi!
Noor Aisya
biar mekar dalam keredupan kasih,
unggun asmara biar terbakar
dihujani api dari langit rindu!
bumi terbelah dipetir resah
guruh meraung dalam kepiluan;
di lukisan aksara tertinta rasa
falsafahkan kata doktrin dambaku!
di kaki subuh, diseru pulang
cahaya bersulamkan mentari bindu
hangat jemari erat menggenggam
ikrar terpatri saat dibakar suria pagi!
Noor Aisya
Rayuan Rindu
buluh perindu mainkan lagu
dari seruling sakti sukmajatiku,
mendayu rayuan nan sayu
membuat aku terkulai layu ...
di aksara batin nan berhijab
kususun rasa berbariskan madah
di sukma hati menerawang jauh
meninta pelangi pelbagai rasa warna
lamunan rindu disentak masa
ilusi terpadam dalam sedar
lagu rindumu tetap kuhayati
kini menjadi rakaman serelung hati :)
Noor Aisya
dari seruling sakti sukmajatiku,
mendayu rayuan nan sayu
membuat aku terkulai layu ...
di aksara batin nan berhijab
kususun rasa berbariskan madah
di sukma hati menerawang jauh
meninta pelangi pelbagai rasa warna
lamunan rindu disentak masa
ilusi terpadam dalam sedar
lagu rindumu tetap kuhayati
kini menjadi rakaman serelung hati :)
Noor Aisya
Dakwat Kasihku
dakwat yang kuisikan
dalam kalam bahasa menulis
kupenuhi dengan warna pelangi
tintaan rasaku yang pelbagai
bersama warkah rindu kutuliskan,
menyusun kata-kata yang lahir
itulah bicara naluri jiwaku
bukan dari bibir berlidahkan falsafah
bait-bait bersulamkan bahagia,
menceriakan hati berlara hempudu
dalam setiap makna tersirat mesra
menghalau galau yang mencakar
tanpa belas ...
dan aku hanya perlukan
seobor kasihmu agar membakar
menjana setiap tenaga untukku
terus berperang pada badai kehidupan.
Noor Aisya
dalam kalam bahasa menulis
kupenuhi dengan warna pelangi
tintaan rasaku yang pelbagai
bersama warkah rindu kutuliskan,
menyusun kata-kata yang lahir
itulah bicara naluri jiwaku
bukan dari bibir berlidahkan falsafah
bait-bait bersulamkan bahagia,
menceriakan hati berlara hempudu
dalam setiap makna tersirat mesra
menghalau galau yang mencakar
tanpa belas ...
dan aku hanya perlukan
seobor kasihmu agar membakar
menjana setiap tenaga untukku
terus berperang pada badai kehidupan.
Noor Aisya
Huruf E
eskapisme membawa diri
erakkan dari sumpahan celaka
empati enggan dituruti kata
erangan sayup terlepas sudah
evolusi rasa yang didewaskan
euforia nikmat menutup sang rawan
emisi sendu samar-samar pergi
eksekutif hanya untukku raih!
empirik masa berputar lagenda
estetikakan pada kalam berdakwat
eulogi melakar kata yang terkubur
entah benarkah yang diutarakan?
eskapisme
evasif dari kebenaran
empati terus raib
entah kapan harus berlari?
Noor Aisya
erakkan dari sumpahan celaka
empati enggan dituruti kata
erangan sayup terlepas sudah
evolusi rasa yang didewaskan
euforia nikmat menutup sang rawan
emisi sendu samar-samar pergi
eksekutif hanya untukku raih!
empirik masa berputar lagenda
estetikakan pada kalam berdakwat
eulogi melakar kata yang terkubur
entah benarkah yang diutarakan?
eskapisme
evasif dari kebenaran
empati terus raib
entah kapan harus berlari?
Noor Aisya
~Kau Panah Hatiku~
di alis matamu
tercelak hitaman malam,
tersulam mantra hikayat
liuk lenggok tarian falak
jemariku masih erat
dirantai sukma madahmu
indah pesona meragut jiwa
terpenjara dalam panahanmu!
tujuh lapisan langit bergoncang
tujuh lapisan bumi bergetar
tujuh lapisan laut bergelora
dan tujuh lapisan hatiku ...
satu persatu kau panah!
Noor Aisya
♥ 23 Feb 2012 ♥
tercelak hitaman malam,
tersulam mantra hikayat
liuk lenggok tarian falak
jemariku masih erat
dirantai sukma madahmu
indah pesona meragut jiwa
terpenjara dalam panahanmu!
tujuh lapisan langit bergoncang
tujuh lapisan bumi bergetar
tujuh lapisan laut bergelora
dan tujuh lapisan hatiku ...
satu persatu kau panah!
Noor Aisya
♥ 23 Feb 2012 ♥
Monday 27 February 2012
Kekuatan Baitmu
kau wahyukan bait agar bernyawa
memberi nafas pada kekakuan huruf,
menghidupkan nada agar mula berbentuk
akhirnya bisa melahirkan rasa
kau mencipta bait agar mampu
membawa erti hingga menusuk kalbu
dalam puisi indah yang kau berikan jiwa
dengan segenap rasa yang kau luahkan
pasti akan membungakan benih rindu
tanpa batasan imaginasi
kau ilhamkan kiasan hatimu
agar sesiapa yang membaca
menjadi lebih dewasa, lebih bersifat manusia
kebuasan jahiliah terkorban saat
baitmu menjadi pedang membunuh
kebinatangan dalam mamalia manusiawi .....
Noor Aisya
28 Jan 2012
memberi nafas pada kekakuan huruf,
menghidupkan nada agar mula berbentuk
akhirnya bisa melahirkan rasa
kau mencipta bait agar mampu
membawa erti hingga menusuk kalbu
dalam puisi indah yang kau berikan jiwa
dengan segenap rasa yang kau luahkan
pasti akan membungakan benih rindu
tanpa batasan imaginasi
kau ilhamkan kiasan hatimu
agar sesiapa yang membaca
menjadi lebih dewasa, lebih bersifat manusia
kebuasan jahiliah terkorban saat
baitmu menjadi pedang membunuh
kebinatangan dalam mamalia manusiawi .....
Noor Aisya
28 Jan 2012
Subscribe to:
Posts (Atom)